Selasa, 28 Februari 2012

Ngentot istri orang di bioskop

Aku duduk di kursi no 24, dan di sampingku seorang ibu-ibu sekitar 40 tahunan bersam suami dan anaknya yang masih balita. Film yang kami tonton adalah film drama, namun peenontonnya sepi sekali. Ceritanya kebanyakan di malam hari sehingga suasana bioskop sangat gelap. Suami ibu itu disibukkan oleh anaknya yang gak mau diam. Semetara itu ibu itu sangat menikmati tontonan film tersebut. Sesekali aku melirik ke arahnya, rupanya dia cukup cantik, meskipun tubuhnya agak gemuk dan besar. Namun kulitnya sangat putuh dan halus ketika tidak sengaja kakiku mengenai kakinya. Kulitnya benar-benar lembut, dan beberapa kali kusentuhkan kakiku pada kakinya. Hingga akhirnya dia merasa heran dan melirikku. Sementara itu suaminya masih disibukkan oleh anaknya. Karreana takut ibu itu marah oleh tindakanku, akupun berbasa-basi padanya “filmnya menarik juga ya bu?”
“ya tapi kakinya dijaga dong, ibu kan kaget tadi juga, kirain apa” sahutnya sambil senyum.
Aku kaget dan takut kalau-kalu omongannya didengar suaminya. Namun rupanya sang suami makin disibukan oleh anaknya yang terus mengajaknya main. Aku jadi lega dan malah jadi berani menggodanya.
“habis, kakinya halus dan lembut sih” jawabku menggoda.
Ibu itupun tersenyum kecil sambil memalingkan pandangannya menuju layar. Beberapa saat kemudian aku nekad kembali menyentuhkan kakiku dan menggesekkan pada kaki dan betisnya. Namun dia mengenakan celana jeans, sehingga kulit betisnya tidak tersentuh. Aku ulangi tindakanku, namun ibu itu mebiarkanku begitu saja, bahkan dia menaikkan celananya karena dari tadi aku berusaha menggesekkan kakiku ke betisnya, namun terhalang oleh celana jeansnya.
Luar biasa, sensasi yang kudapatkan hanya karena mengelus-eluskan kakiku ke kaki ibu setengah baya itu. Mungkin karena suasana dan ditambah lagi dia adalah istri orang yang mana suaminya ada di sampingnya disibukkan oleh anknya. Suasana tegang itulah yang menjadi sensasi dan membuatku benar-benar bergairah. Penisku pun mengacung dengan sangat tegang, akupun memberanikan diri menggapai tangan kiri ibu itu. Dia melirikku sesaat dan membiarkan aku meraih tangannya. Kurema tangannya, namun dia hanya diam saja. Lalu aku nekad mengarahkan tangannya ke penisku yang tegang itu, namun dia langsung menariknya. Aku kaget takutnya dia marah dan suaminya tau tentang tindakan gilaku pada istriny tersebut. Namun rupanya, dia malah membuka jaket lebarnya dan menyimpanyya diatas pahanya, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalan timbunan jaketnya. Aku heran, dan sejenak berpikir aku mendapat kesimpulan bahwa ibu itu sengaja membuka jaket dan menutupkan di pahanya agar tangan kami bisa berpegangan tanpa di ketahui suaminya. Aku menangkap sinyal positif dari hal tersebut. Beberapa saat kemudian tanganke menyuep ke jaketnya, dan kuraih kembali tangan kirinya. Segera kutuntun ke penisku. Dia masih mendiamkan tangannya, padal sudah kuposisikan memegang penisku.
Akupun lebih nekad memasukkan tangannya kedalam celana, sehingga tangannya bersentuhan langsung dengan penisku, lalu kutarik sedikit jaaketnya agar menutupi pahaku. Kudenyutkan urat-urat penisku dan sesaat dia mulai menggerakan tangannya, mulai memijit dan perlahan menggerakan maju mundur penisku.
“ahhhh....sungguh aku mendapatkan sensasi yang luar biasa” pikirku dalam hati. Kemudian tanganku mulai bergerak masuk ke celananya. Terasa sangat hangat sekali bagian V-nya. Bulunya lumayan lebat, dan vaginanya sudah basah. Kumasukkan jari tengahku dan memutar-mutarkannya di dalam vaginanya. Sementara itu dia makin kencang meremas penisku. Nikmat sekali, kami melakukan hal sekitar 15 menit sampai akhirnya suaminya bilang padda ibu itu bahwa anknya ingin buang air besar.
“mah, si ade mau puf nih!” kata sang suami padanya.
“aduh pah, lagi asik nih, sama papa aja...pliss!!!” rayunya.
Akhirnya sang suami menuruti permintaan ibu itu dan melangkahiku sambil memangku anaknya. Aku tegang saat dia melewatiku, takut dia curiga dan melihat tindakan kami.namun karena dia terfokus pada anaknya sehingga tidak melihat apa yang kami lakukan, apalgi suasana sangat gelap. Setelah ditinggal suaminya ke toilet si ibu langsung bersuara.
“de, gila apa-apaan nih” bisikknya.
Kutatap sejenak wajahnya, dan langsung kucium bibirnya tanpa memikirkan orang yang menonton di sekitar karena kebetulan sangat sepi dan hany beberpa orang saja, itu posisi mereka berjauhan duduknya.
Dia mendesah kecil, dan terus mendaapat ciuman dariku.
“emmmm...nakal banget sih kamu!” bisiknya lagi sambil meremas penisku kuat-kuat.
“awwww...sakit bu!” jawabku nakal.
“habis kamu bikin aku jadi pengen pipis,,hiihi” sambil tertawa kecil.
Lalu kukeluarkan penisku dan rupanya sudah sangat licin dillumuri pelumas bening. Lalu kupegang rambut itu dan kuarahkan mulutnya ke penisku, kemudian dia mengulum penisku yang licin itu. Sungguh nikmat sekali, sementara tanganku makin liar mengorek-ngorek liangnya yang panas dan banjir. Lalu kuhentikan dia dan memintanya melorotkan celananya. Dia pun mematuhi dan segera dia kupangku.
“susah sayang” keluhnya
“gak apa-apa” jawabku sambil memposisikan dia agar bisa kuentot. Akupun mendapatkan posisi yang bisa kuentot namun tidak membaua orang lain curiga. Kusilankan satu kakinya dan kutahan, smentara pantatnya tepat berada di atas pistolku.
Perlahan mulai kumasukkan penisku ke vaginanya. Awalnya agak susah, namu setelah beberapa lama dan mulai masuk, lancar juga. Ku gerakan perlahan-lahan ke depan dan ke belakang.
“uhhhh...de, nikmat de....” desahnya kecil. Sementara itu kuremas dada besarnya dan sesekali kuhentakkan penisku seiring dia mengerang nikmat. Kusadari rupanya di sebelah kanan di bagian ujung kursi ada seorang perempuan yang melihat aksi kami. Namun kubiarkan saja dengan cuek karena ku terlalu menikmati.
“uh..ahhh...enaknya...” ibu itu terus mendeesah dan semakin membuatku bergairah.
Kuubah beberapa kali posisi kami sampai pada posisi doggy style. Kami gak peduli ada orang di sekitar kami yang melihat, kami larut dalam kenikmatan itu. Sampai akhirnya terlihat sang suami kembali dari toilet bersam anaknya yang lucu. Kami sedikit tegang karena takut ketahuan, namun karena ku hampir mencapai puncak, ku nekad mengocokkan penisku dengan sangat cepat ke dalam vagina ibu montok itu.
“ahhhh...ahhhh...ahhh...de itu masku kembali!!” katanya dengan irama mendesah. Aku tak peduli, aku hampir pada puncak, terus kugoclokana smpai akhirnya aku mengeluarkan lahar kenikmatan di dalam vaginanya dan seketika itu pula ibu itu membersihkan sisa cairan sperma di sekitar paha dan vaginanya dan langsung merapihkan celananya sebelum akhirnya sang suami datang. Kami sempat tegang karena takut si suami merasakan sesuatu, namun ternyata dia tidak merasakan apalagi mencurigai bahwa istrinya baru saja kubuahi.
Oh nikmatnya mengentot istri orang di dalam bioskop. Sekitar setengah jam kemudian, filmnya berakhir dan kamipun segera keluar. Aku cepat-cepat keluar. Di dekat tangga aku sengaja diam menunggu si ibu montok itu lewat, sekedar mencari sensasi lain. Beberapa saat kemudian dia keluar bersama suami dan orang lain yang berdesakkan. Aku hampiri dia dan gilanya aku sempat mencubit pantatnya dari desakkan itu. Dia melirik dan tersenyum tipis. Aku mengikutinya, dan rupanya dia menyadarinya. Entah ada maksud apa dia menggerakan jarinya seperti memanggilku. Akupun terus mengikutinya. Rupanya dia menuju toilet, dan aku terus memperhatikannya. Sang suami menunggu sambil bermain bersama anaknya. Beberapa saat kemudia dia keluar tergesa dan seperti menghindari pandangan suaminya. Dia berlari dan matanya kesana-kemari. Aku yakin dia mencariku. Setelah dia cukup jauh dari pandangan suaminya, akupun menghampiri dan memanggilnya. Kami berjalan menuju lantai 5, dan mencari tempat duduk di restoran di mall tersebut. Kami berkenalan dan mngobrol, gila juga nih orang, padahal suaminya meenunggunya di bawah, dia malah pergi bersamaku. Rupanya namanya Ina, usianya 32 tahun, anaknya tiga dan yang bersamaa suaminya adalah anak bungsunya.
“kenapa ditinggal suaminya mbak, wah gila hebat n nekad juga mbak ya, saya kagum!” pjiku padanya.
“haha, iya ya gila juga saya ya ron!, biari aja lah dia udah gede ini!” jawabnya sambil mencubit perutku.
Kuperhatikan dia menelpon suaminya, dan dia berabasa-basi dan bilang bahwa dia mencari suaminya sampai akhirnya dia bertemu keponakannya. Ah ada-ada aja ibu itu beralasan dan bebohong sama suaminya. Aku makin terpesona dan bergairah untuk menikmati kembali ibu ina di tempat yang lebih baik.
“haha, mudah banget suamiku aku kibulin, dia percaya kalo aku dianter pulang sama ponakan aku.” Katanya.
Mendengar hal tersebut aku senang dan aku genggam tangannya, dia pun meremas tanganku. Beberapa saat setelah makan dan mengobrol, kami beranjak dan menuju motor Ninjaku. Kami berangkat menuju apartemenku. Diapun mau saja.
“mas, aku diculik sama laki-laki ganteng nih!” dia berteriak di atas motorku sambil tertawa-tawa. Sepertinya dia kegirangan karena perlakuanku waktu di bioskop tadi. Di sepanjang jalan dia terus menciumi pipiku dan sesekali tangannya masuk ke celanaku dan meremas-remas penisku yang terus tegang dari awal.
“mau berapa hari kamu meculik aku?” bisikknya padaku.
“emmm...!” jawabku penuh gairah.
Sesampainya di apartemenku, aku langsung merebahkan tubuhku karena capek dan pengaruh ketegagan sensasional bersama istri bohay itu. Dia lagsung melompat ke arahku dan menindih tubuhku.
“pah, mamah pengen diewe lagi” bisiknya dengan nafas yang menggoda.
Aku diam saja dan hanya menjawabnya dengan menggenjotkan penisku yang tertindih oleh perutnya yang agak gemuk. Kamipun tertwa kecil dan langsung berciuman. Bibir kami saling berpagutan sementara tanganku meremas-remas pantatnya.
“ting..ting” tiba-tiba terdengar suara bel dari luar.
Kami bergegas dan aku segera membuka pintu, sementara Ina, masuk ke kamarku. Rupanya di depan pintu Bu ella, tetanggaku yang beberapa kali kutiduri.
“ada apa sayang?” tanyaku, sambil kucolek payudaranya.
“bapak lagi gak ada nih, entot aku dong, lagi gatel nih!” mintanya dengan gila.
Gila, dasar nasib lagi cerah, ada dua cewe yang mau aku garap pikirku. Tapi karena di apartemenku ada bu Ina yang baru aja jai mangsaku, aku gak mau mengacaukan, aku terpaksa menolak dengan alasan ada kerjaan di kantor, padahal Bu ella dah berdandan seksi. Namun, dia mengerti dan menerimanya meskipun dia sempat meremas penisku. Aku pun menciuminya beberapa saat agar dia tidak kecewa. Diapun pergi dan aku segera mengunci pintu dan menuju kamar yang di dalamnya ada seorang bidadari montok hasil rampasan dari seorang kontraktor.
“sapa itu ron, cewe kamu, ko ibu-ibu?” tanyanya sedikit memanja
“aah tetangga!” jawabku
“ko kamu ciumin dia, ahh jangan-jangan aku jadi saingan dia ya?” tanyanya lagi.
Aku tertawa saja dan langsung meraih tubuhnya dan menciumi bibirnya. Dia terperanjat dan langsung membalas perlakuanku.
“mah, ko body nya montok banget” gaodaku sambil kuremas-remas payudaranya.
“ah bilang aja mamah ndut!” katanya sambil sibuk membuka celanaku sampai bagian bawahku udah telanjang. Lalu dia meraih penisku dan memainkannya dengan asik.
“gede banget sih burungnya!” godanya
“ayo dong mah!” jawabku sambil menyurunya mengulum penisku, dia pun langsung mengindahkan perintaku. Wah luar biasa nikmatnya, penisku diemut istri orang selama beberapa menit. Kemudian bagianku menjilati vaginanya yang hitam dan berbulu lebat serta beraroma khas yang mekin menbuatku bernafsu. “ah sayang gak nahan ah, cepet aja masukin pelor kamu” mintanya sedikit mengrang. Aku makin bernafsu dan ku sengaja memainkan lidahku di bibir birahi bawahnya.
“udah dong yang, entot lagi ah” mohonnya. Akupun mengiyakan dan langsung membangun posisi bertempur yang baik. Dia tengkurap dan kunaikki dia, sepertinya dia agak sesak dengan posisi tersebut, namun kuacuhkan, sampai akhirnya dia berontak dan meminta agar saling berhadapan. Aku mengalah dan kami berhadapan, lalu kukocokkan kembali si ade ku ke liang surganya perlahan dan cepat, begitulah yang kulakukan selama hampir 15 manit. Dia mulai mencapai puncaknya yang pertama dan kuliaht raut muka kenikmatan darinya.
“pah aku keluar nih” desahnya.
Aku tak menjawab dan sesaat kemudian aku pun keluar, namun aku memang ingin terlihat beda, meskipun sudahorgasme, aku tidak menghentikan malah terus mengocokkan dan akhirnya aku tegang kembali. Diapun makin mengerang dan bersemangat menerima seranganku. Hampir stengah jam di ronde kedua ini kami bertahan hingga akhirnya kami mencairkan kenikmatan kedua kami.
“ahhh pah, jangan di keluarin di dalam ah, !” pintanya
Aku tidak mempedulikan permintaanya dan sengaja mengeluarkan di dalam rahimnya. Sungguh nikmatnya vagina ibu 3 anak ini, biarpun sudah tiddak sempit, namun sikap yang diberikannya sangat membangkitkan  gairah nafsuku. Beberapa saat kemudian kami merebahkan tubuh kami karena agak cape dengan ronde dua yang mamakan waktu sekitar setengah jam. Namun tidak sampai 5 menit aku segera meraih kembali peyudaranya dan segera meremasnya lagi.
“lagi ya sayang!” kataku dengan agak terpaksa karena aku sebenarnya sudah lelah, namun ltulah trikku untuk membuat dia senang dengan permainanku. Dengan mata yang sayup dan kecapean dia sedikit menolak. Namun aku acuhkan saja dia dan memeluk dan memagut tubuh bahenolnya yang terkapar tak berdaya. Kubalikkan tubuhnya dan lagi, kumasukkan penisku ke vaginanya yang sudah sangat dower, namun masih memberiku kenikmatan. Dinding vaginanya berdenyut kencang oleh rangsanganku. Melihat pantatnya yang indah, aku jadi mengarahkan penisku ke liang anusnya. Dia agak kaget dan hendak melarang, namun aku menciumi punggungnya dan membuat dia terdiam.
Liang anusnya memang sangat sempit dan rapat, mungkin karena baru kali ini anusnya dipakai.
“ahhh jangan ah, sakit ah...ke memek aja ron!” desahnya agak kesakitan.
Akupun sama agak sakit, namun aku bernafsu melobangi anusnya. Perlahan-lahana aku dorongkan penis keliang sekunder nya. Sememntara itu ibu itu mengerang sakit campur nikmat. Aku memang sedikit kasihan, namun nafsuku tidak merelakan rasa kasihanku mengalahkan. Akhirnya seperempat penisku masuk kedalam dan raanya memang berbeda namun tetap nikmat. Dia semakin tak berday menerima perlakuanku dan hampir setengah sadar.
"sayang maafin aku yah, habis pantat kamu menantang banget” bisikku.
“ya sayang, ahhh baru kali ini aku diperlakukan seperti ini, aku gak kuat!” stengah sadar dia menjwabnya.
Bersambung dulu ya!!!!!!!!!!!

Selingkuh di saung

       Halo perkenalkan nama saya Madi. Usia saya 44 tahun. Saya bos akuarium di bandung. Penghasilan say lumayan besar. Ini pengalamn saya dengan wanita usia sekitar 30-35 tahunan. Dia seorang pedagang bunga pot. Namanya bu Dede, bersama suaminya dia menjual bunga di kiosnya di jalan **********. Kejadian ini berawal ketika aku iseng melewat dan turun di daerah sana untuk melihat-lihat bunga. Tiba-tiba kulihat sepasang suami istri yan menjual bunga idsana tampak tengah bercanda mesra. Kuperhatikan mereka tampak begitu asik. Akupun segera mendekatinya, dan pura-pura hendak memebli bunga dari mereka. Asal pilih aja, aku tawar menawar dengan mereka sekedar basa-basi sambil curi pandang dengan bu dede itu. Setelah keperhatikan, rupanya bodynya boleh juga. Tingginya sekitar 155, dan tubuhnya agak gemuk, namun entah kenapa aaku sangat tertarik. Wajahnya sih emang putih mulus. Aku bercanda dengan mereka, sampai akhirnya aku pura-pura minta no hp, dan aku mendapat no hp bu dede karrena kebetulan hp suaminya lagi service.
Sore harinya aku iseng menelpon, rupanya  bu dede yang mengangkatnya. Terdengar suara suaminya, akupun serentak langsung membicarakan bunga dan hendak membeli beberapa bunga untuk mengisi bagian depan rumahku. Akhirnya lewat telepon, suaminya menawarkan diri untuk membuat taman di sepan rumahku. Entah mengapa aku sangat senang mendengar hal tersebut seakan ada sesuatu yang kuharapkan dari mereka. Rupanya tanpa sadar aku memang terpikat oleh bu dede, aku membayangkan meremas payudaranya yang besar dan putih mulus. Malamnya aku menelpon dengan maksud meminta suaminya untuk datang melihat kerumahku. Dia pun bersedia dan esok harinya mendatangi rumahku. Setelah melihat-lihat, dia sanggup untuk membuatkan aku taman kecil di depan rumah. Rencananya lusa dia mulai mengerjakannya. Setelah itu aku ikut ke kiosnya untuk melihat bunga yang kan di tanam di rumahku itu. Namun perhatianku bukan pada bunga, melainkan pada buu dede. Aku heran, padahal istriku cantik, lebih langsing dan selalu berpakaian seksi, berbeda dengan bu dede yang agak montok dan berpakaian tertutup dan berjilbab. Entahlah munggkin karena hari itu aku melihat kemesraan dia dengan suaminya yang membuat aku penasaran dengannya. Gila bener?!
Malamnya sekitar jam stengah 8, aku iseng menelpon nya, rupanya dia yang mengangkat karena kebetulan waktu itu suaminya pergi ke hajatan temannya. Aku mengobrol mengenai bunga dan sedikit-sedikit menyinggung masalah keluarganya. Bahkan seseklai aku mnggodanya, dia hanya tertawa. Namun percakapanku terputus karena istriku pulang dari pengajian rutinnya. Semalaman itu aku memikirkan bu dede, dan entah kenapa penisku berdiri saat ku bayangkan meremas payudaranya, akupun melampiskana birahiku pada istriku yang sudah tidur. Esoknya suami bu dede datang untuk muali membuat taman, ditemani 2 orang temannya. Sekitar jam 9 stetalah aku meberikan konsep yang aku ininkan, mereka mulai bekerja. Dan sekitar jam 11 setelah aku mandi dan rapi, aku pergi menuju kios bu dede. Setiba disana rupanya sedang sepi, aku mndapat sambutan hangat dari bu dede.
“eh pak madi, gimana suami saya sudah mulai bekerja?” tanyanya
“sudah bu, sangat bersemangat” jawabku sambil tersenyum dan mngedipkan mata. Dia pun membalas senyumku. Akupun masuk ke kebun kecil di belakang kiosnya. Disana terdapat saung kecil sekedar untuk istirahat dan berteduh. Kamipun mengobrol dengan suasana segar dan sesekali aku menggodanya. Beberapa saat kemudian aku diajak melihat bunganya yang bagus. Akupun beranjak dan berjalan di sampingnya. Entah kenpa tiba-tiba tangan kananku merankul pundaknya, namun dia membiarkan begitu saja. Mungkin dia menganggap karena aku sudah cukup tua. Dan tanpa sadar penisku  berdiri. Akupun memperhatikan dia yang memamerkan bunganya itu. Sesekali aku memberikan senyum padanya, dan dia membalas senyumku. Kemudian kami kembali ke saung dan lagi, aku merangkulnya bahkan ke pinggangnya.
Entah apa yang dia pikirkan sehingga dia tidak sedikitpun merasa risih apalagi marah dengan perlakuanku. Apalagi jika melihat penampilannya yang alim dan selalu tertutup. Namun demikian, dengan tubuh yang gempal seperti itu, tetap saja lekukan tubuhnya terlihat, apalagi bagia toketnya yang sangat menonjol kedepan membuatku sangat ingin meremas dengan liar. Hal tersebut aku bayangkan sampai aku dikagetkannya yang melihat aku menatap tubuhnya tanpa aku sadari.
“pak kenapa, ada pa dengan saya, ko gitu?” mengagetkanku.
Sial, aku jadi kaget dan agak malu, namun hal tersebut malah memancing adrenalinku untuk sedikit mengungkapkan isi hati dan maksudku.
“eh ngga, ibu ini sangat mempesona saya!” kataku tanpa sadar.
Dia sejenak terdiam dan kemudia tersenyum sambil menjawab “ah pak madi bisa aja, kita mah sudah tua, masa masih terpesona, sama saya yang kayak gini lagi!”
“beneran bu, pertama saya bertemu bu dede, saya suka, maaf ya kalo saya lancang!” jawabku balik.
“ah bapak ko jadi ngelantur gitu sih” jawabnya setelah diam sejenak. Kemudian dia memakai kerudungnya dan saat tangannya mengangkat, kulihat garis bh yang ditambah lagi lekukan susunya membuatku keringat dingin. Lagi-lagi penisku berdiri dan tegang membesar membuat lekukan kedepan sehingga tonjolannya sangat terlihat jelas oleh bu dede. Awalnya aku malu, namun kulihat bu dede seperti asik memperhatikan, membuatku jadi percaya diri dan seakan memamerkan barangku tersebut. Aku pura-pura cuek dan terus pura-pura sibuk melihat-lihat bunga.sementara itu biarpun kami ngobrol namun kuperhatikan bu dede sesekali melihat tonjolan burungku, aku makin berpikir gila dan semakin asik membiarkan pistolku tegang kedepan di balik celana trainingku.
Namun bu dede sama sekali tak terpancing untuk berkata sesuatu atau mengingatkanku, atau mungkin dia memang senang memperhatikannya. Lalu akupun duduk di sampingnya, dan dia mulai agak risih, atau maungkin lebih tepatnya lagi tegang. Beberapa saat kemudian aku berbaring disampingnya sengaja agar penisku yang mengacung dibalik celanaku semakin bisa diperhatikan oleh bu dede yang duduk disampingku. Aku tetap bersabar dan meneruskan perbincangan. Namun aku makin yakin bahwa aku bisa menggarap seorang ibu 2 anak yang suaminya tengah bekerja di rumahku. Aku sengaja mempekerjakan suaminya di rumahku untuk membuat taman agar aku bisa mendekati istrinya.
Kulihat sudah pukul 2 siang, aku ada janji penting dan terpaksa menunda naafsuku biarpun sudah berada di ujung kepala. Aku berpamitan dan segera menaikki pajeroku dan kulihat dia seperti masih memikirkan penisku tadi. Malamnya aku mulai berpikir bagaimana caranya memancing gairahnya biar aku bisa mencicipi tubuh montoknya. Namun aku tidak mendapatkan akal dan malah tertidur di sofa dan istriku membangunkanku mengajak tidur di kamar. Pagi hari aku terbangun dan melihat keluar sudah ada suami bu dede beserta anak buahnya yang bersiap meneruskan proyek kecil di rumahku. Entah kenapa aku enggan menemuinya, bahkan setelah ku selesai semua dan aku bersiap keluar dan masuk ke mobil tanpa menyapa mereka. Aku tancap gas dan langsung menuju kios bu dede. Hari itu dia mengenakan baju kurung warna hijau cerah, sangat serasi dengan warna kulitnya yang putih. Akupun langsung menyapanya dan berbasa-basi mengajaknya mengobrol. Lalu sesekali dia menoleh ke arah penisku yang saat itu masih tidur.
Pikiran gilaku mulai muncul. Kami langsung menuju saung di belakang kiosnya yang lumayan tertutup. Kulihat gerakan pantatnya saat dia berjalan sangat jelas dari belakang dan seketika penisku berdiri. Begitu melewati pintu, aku tutup pintunya dan tiba-tiba seperti bergerak sendiri aku nekad memeluknya dari belakang dan menekan pantatnya dengan penisku. Dia sangat kaget dan dengan reflek berteriak minta tolong. Akupun kaget dan segera melepas pelukanku karena terdengar langkah kaki orang menuju saungnya. Gila sekitar empat orang masuk ke ssaung dan aku sudah sangat takut krena yakin mereka akan menghajarku karena aku akan diituduh memperkosa bu dede. Namun entah kenapa bu dede berbohong pada orang-orang dan memberi penjelasan dia minta tolong karena ada ular di sekitar saungnya. Dia juga mengatakan bahwa akulah orang yang mengusir ular tersebut.
Wah selamatlah aku. Aku awalnya tidak mengerti mengapa dia berteriak, namun berbohong pada orang-orang. Namun akhirnya aku sadar bahwa dia berteriak bukan karena melawan tindakanku, namun reflek karena kaget. Artinya dia tidak begitu mendapat pengaruh negatif atas tindakanku. Aku jadi makin berani. Sesaat setelah orang-orang pergi, aku maulai mendekatinya.
“kamu hampir membunuhku!” kataku
“tapi kamu hampir memperkosaku!” jawabnya
Kamipun saling bertatapan. Dan tiba-tiba dia berkata “maaf pak saya kaget”
“panggilnya mas aja, jangan pak!” jawabku sambil menghampirinya dan menuntunnya untuk duduk. Dia diam saja saat kugenggam tangannya dan kurangkul pinggangnya. Lalu bibirku mulai nakal mendekati wajahnya. Dia sedikit mengelak dan berkata “jangan pak, saya sudah bersuami”
“saya juga sudah beristri, suami kamu kan lagi di rumah saya” jawabku sambil terus berusaha menciumnya.
“ah pak ga enak ah, ntar ada orang lihat” dia coba mengelak
“ya udah kita pergi aja yah?” pintaku sambil kugerayangi pahanya yang berisi itu.
“gak ah, kios bagiamana, ntar suami saya kesini bagaimana” elaknya lagi sambil mencoba melepaskan tanganku dari pahanya.
“gak bakalan, dia lagi kerja dirumahku.” Jawabku sambil terus meenggerayangi tubuhnya dan aku berhasil menciumi wajahnya.
Akhirnya dia menghentikan perlawanannya dan membiarkan tangan dan bibirku menyentuhnya. Lalu kuremas perlahan payudara montoknya dan mulai kuciumi biirnya. Dia sedikit merinding dengan kumisku. Lalu tangannya kuarahkan menuju penisku dan membiarkannya meremas dan mengocoknya. Akhirnya aku mulai berhasil memancingnafsunya. Kusingkapkan kerudung yang menghalangi lehernya dan langsung kucium dan kujilati leher sampai dada bagian atasnya. Dia hanya merinding dan mendesah pelan. Lalu remasan tengannya di penisku semakin kencang menandai bahwa nafsunya mulai menguasainya.
Kubaringkan ia dan aku segera mengunci pinti kiosnya, dia memperhatikanku sambil menggigit jarinya. Aku makin bernafsu melihat tingkahnya yang seperti pemain bokep itu. Lalu kupelorotkan celanaku hingga keluarlah penisku yang tegang dan kekar. Dia terperangah melihat penisku. Aku langsung mengarahkan mulutnya ke penisku, namun dia tidak mengerti maksudku. Akupun mencoba menjelaskan meskipun dia awalnya enggan karena jijik, namun akhirnya dia mau setelah sedikit kupaksa. Aku yakin permainan yang dilakukan bersama suaminya pasti sangat monoton dan membosakan, aku jadi senang karena aku yakin dia akan menyukai perlakuanku. Sungguh amatir, dia masih ragu untuk memainkan mulutnya terhadap penisku. Akupun berinisiatif memberinya contoh. Kubaringkan dia dan kubuka celananya, dia sedikit malu karena ini pertama kalinya bagian vitalnya ddilihat dan disentuh lalaki lain selain suaminya. Waw.. aku sangat terpesona oleh keindahan memeknya yang sangat beraroma. Lalu kumulai menjilati pangkal pahanya dan memeknya yang hangat dan basah. Diapun mendesah dan sepertinya baru kali ini mendapat perlakuan dan kenikmatan seperti ini.
“ahhh....enaknya.....geli....nikmat.” desahnya
Mendengar hal tersebut aku makin bernafsu dan beberapa saat kemudian kumasukkan penisku ke liang memeknya. Namun dia serentak menolak hal tersebut.
“jangan..jangan...ini milik suamiku, untuk suamiku!” dia memohon sambil berusaha mendorongku. Aku sudah tanggung dan gak kuat kalo harus menahan gelora nafsuku. Aku teruskan saja penggalianku, dan dengan sedikit memaksa akhirnya penisku menancapa di memeknya dan tancapkan sedalam-dalamnya, memang terasa sakit tapi itulah cara membuat perlawanannya terhenti.
“awwww....” dengan suara yang mendesah dan mata yang tertutup seakan dia terhempas oleh kenikmatan di campur sedikt kekagetan akibat tusukan penisku. Dia tak berdaya menahan kenikmatan dari kocokan penis yang besar di dalam memeknya. Terasa denyutannya memijit penisku dan mekin membangkitkan gairahku untuk mengentotnya dengan liar. Bahkan dengan keadaan bagian atas yang masih tertutup dan berkerudung, aku memang tidak sambil menikmati payudaranya, namun karena situasi dan tempat yang terbatas, aku hanya memainkan penisku di liang kehormatannya. Namun itu sangat memberi kenikmatan yang sensasional.
“ahh mas saya takut suami tau ahhhh... tapi nikmat mass....terus...” dia tidak bisa mengontrol karena kenikmatan yang diterimanya. Aku terus mengocokkan penisku dan tiba-tiba dia mengerang agak keras pertanda dia mencapi orgasmenya. Aku terus pompa dan semkin cepat dan makin cepat sampai akhirnya akupun keluar dan segera kuarahkan penisku yang mengeluarkan sperma ke mulut pemilik saung itu.
“nih makan” kataku sambil memasukan penisku dengan sedikit paksaan ke mulut mungilnya. Dia berontak namun dia sudah lemas karana genjotanku terhadap memeknya. Kutahan agar semua spermaku masuk dan dia telan. Dia pun memuntahkan sebagian dan terlihat dia sangat mual. Sebagian spermaku berceceran di dagu dan sebagian lagi di kerudungnya, namun aku masih merasa masih ada sisa sperma di penisku. Segera kukocokkan dan kumasukan lagi ke mulutnya. Dia menolak lagi namun kutahan. Lagi-lagi dia memuntahkan sebagian spermaku. Aku tertawa melihat kejadian tersebut, lalu kurangkul dan kupangku dia. Kupeluk dan kuermas payudaranya. Dia diam saja karena baru kali ini mendapat sensassi seperti ini.
“ini belum seberapa sayang!” bisikku.
Dia tidak menjawab, dengan raut muka yang lemas dai memelukku. Tiba-tiba penisku kembali berdiri dan seketika langsung kubaringkan dia dan ku masukkan lagi penisku dengan cepat. Sepertinya dia masih lemas dan hanya menerima perlakuanku begitu saja. Lalu kupompa penisku dengan cepat dengan posisi miring dari belakang. Dia hanya mendesah setengah sadar. Lagi makin kupercepat dan ku mendapat kenikmatan yang luar biasa. Beberapa menit kemudian dia kembali mencapai puncaknya, sementara aku mencapai puncaknya sekitar 2 menit kemudian.
Luar biasa permainan yang kami lakukan, meskipun aku yang menjadi aktif dan dia pasif, namun aku sangat menikmatinya. Entah kenapa pikiranku makin gila saat melihat plastik lembut dan kapas. Aku ambil dan kurangkai sehingga menjadi sebuah batang memanjang dengan diameter sekitar 8 cm, kubuat sepadat mungkin lalu kumasukkan dan kukocokan benda itu kedalam memeknya beberpa menit. Lalu kuusahakan penisku kembali keras dan kucoba memasukkan ke liang anusnya. Dia tidak berdaya untuk menolak perlakuanku sekalipun terasa sakit.